Luvmelove.com – Larra Francesca atau yang lebih akrab disebut Larra Lasam, perempuan yang kini berusia 23 tahun merupakan korban selamat dari insiden kebakaran yang menyebabkan dirinya harus berjuang untuk menerima diri sendiri dengan luka bakar di sekujur tubuhnya. 

Di usianya yang ke-11 tahun, Lara Francesca Lasam sudah mengalami insiden yang cukup mengerikan di sebuah pesta. Malam itu, aliran listrik tiba-tiba padam. Larra yang saat itu ingin pergi ke toilet, mengajak sepupunya dengan membawa lilin sebagai penerang jalan. Tanpa ia sadari, gas LPG yang berada di sebelah pintu keluar menuju toilet ternyata mengalami kebocoran. Sehingga kobaran api dari lilin yang dipegangnya saat itu menyambar ke wajah, tangan, dan kakinya. Larra harus menjalani sembilan kali operasi  dan dirawat secara intensif di rumah sakit selama dua bulan lamanya.  

Insiden itu meninggalkan luka fisik yang tidak hanya menyakitinya secara fisik tetapi juga membawanya ke dalam perjalanan emosional yang luar biasa. Mengapa harus saya? Pertanyaan demi pertanyaan seperti itu muncul sebagai bagian dari pemulihan dirinya. 

Luka bakar di sekujur tubuh dan wajahnya itu membuat Larra harus menghadapi rasa tidak percaya diri yang begitu besar. Pandangan orang lain sering kali menjadi tekanan tersendiri baginya dan juga menambah ketakutannya untuk tampil di depan umum. Ia mengaku, sejak insiden itu rasa tidak percaya dirinya bertambah bahkan tiga kali lipat dari sebelumnya.

“Yang ada dalam pikiran saya adalah, ketika orang melihat saya, mereka akan langsung berpikir tentang bekas luka saya, dan bagian lain dari diri saya akan hilang. Bekas luka itu akan mendefinisikan saya. Padahal, ada begitu banyak hal tentang saya selain itu,” ujar Larra di kanal YouTubenya @larra francesca.

Selama tujuh tahun lamanya, ia selalu menggunakan cardigan dan masker wajah untuk menutupi luka bakar yang ia anggap sebagai suatu kekurangan. Hal-hal menyakitkan yang ia pikir orang lain pikirkan tentang dirinya, ternyata hanyalah hal-hal yang ia pikirkan sendiri.

“Saya tidak tahu bahwa dengan bersembunyi dari dunia, berarti saya juga bersembunyi dari diri saya sendiri. Itu sangat sulit, karena ketika anda bersembunyi dari diri sendiri, anda seperti menolak diri anda sebelum orang lain menolak anda.” Tambahnya

Proses penerimaan diri yang panjang tidak mudah ia lewati.  Sampai akhirnya, Larra mulai menyadari bahwa ia tidak bisa menyangkal kondisi fisiknya sendiri terus menerus dan harus menerima dirinya sendiri, hal itulah membuatnya mulai menerima apapun yang ada pada dirinya dan menghadapi rasa sakit itu dengan keberanian yang luar biasa.

Ia menyadari bahwa bekas lukanya hanya kebetulan terlihat sementara sebagian besar orang juga memiliki bekas luka yang tidak terlihat. Seperti apa yang dikatakan ibunya bahwa semua orang memiliki api dan kita semua berjuang dengan api yang berbeda. Mengetahui hal itu, Larra tidak lagi menganggap remeh sesuatu dan tidak pernah mempertanyakan keberadaannya lagi. 

“Itu adalah kebangkitan, saya pikir, jenis kebangkitan yang ingin dibagikan kepada orang lain, bahwa anda tidak hanya terikat pada fisik dan anda tidak didefinisikan oleh hal-hal yang terlihat dari luar. Seseorang pernah berkata kepada saya, bahwa saya lebih dari sekedar wajah, lebih dari bekas luka saya dan saya lebih dari apa yang saya pikir mendefinisikan saya.” ujarnya. 

Kita telah dilatih untuk percaya bahwa penampilan kita memiliki banyak pengaruh, padahal sebenarnya apa yang kita yakini, dan apa yang kita tunjukkan kepada dunia, itulah yang membuat kalimat, “Kecantikan adalah kekuatan,” berubah menjadi : “Kekuatan adalah kecantikan.” 

Larra telah mengubah bekas luka menjadi simbol keberanian dan cinta akan diri sendiri. Ia membuktikan bahwa cinta terhadap diri sendiri mampu mengubah luka menjadi kekuatan, serta ketidaksempurnaan menjadi bagian indah dari identitas kita. 

Picture of Devina

Devina

Luvmelove's Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *