Luvmelove.com – Agnez Mo adalah salah satu contoh perempuan yang berhasil menghadapi tantangan kesehatan mental. Ia mengungkapkan pengalamannya mengenai stress dan depresi yang timbul akibat lingkungan kerja yang toxic atau hubungan pertemanan yang tidak sehat.
Isu kesehatan mental masih sering dianggap remeh, terutama di kalangan perempuan. Stigma negatif masih melekat pada perempuan yang berbicara tentang gangguan mental, seperti kecemasan dan depresi. Namun, banyak perempuan yang sudah berani menghadapi masalah ini. Mereka berusaha tidak hanya bertahan tetapi, juga sembuh dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat. Salah satu tokoh yang berhasil mengatasi tantangan kesehatan mental adalah aktris dan penyanyi Agnez Mo.
Di Indonesia, terutama di kalangan perempuan, kesehatan mental sering disembunyikan atau dianggap sebagai suatu hal yang tabu. Masyarakat cenderung menilai perempuan dari penampilan fisik atau peran mereka dalam keluarga, tanpa menyadari bahwa banyak faktor yang memengaruhi kesejahteraan mental mereka. Di tengah tekanan sosial dan ekspektasi yang tinggi, perempuan sering merasa terisolasi dan enggan membicarakan masalah kesehatan mental mereka.
Perempuan lebih rentan terhadap gangguan mental akibat peran ganda sebagai ibu, pekerja, dan istri. Mereka kerap merasa harus memenuhi berbagai harapan orang lain, yang menambah tekanan mental. Sayangnya, masalah kesehatan mental perempuan sering dipandang sebelah mata, sehingga dukungan yang mereka butuhkan jarang tersedia. Akibatnya, banyak perempuan terjebak dalam situasi yang merugikan, baik secara fisik maupun mental.
Agnez Mo, salah satu artis ternama Indonesia, adalah contoh nyata perempuan yang berhasil menghadapi tantangan kesehatan mental. Dalam sebuah wawancara, Agnez menceritakan pengalamannya dalam mengatasi stres dan depresi yang pernah ia alami. Ia menjelaskan bahwa cara untuk terbebas dari stres adalah dengan mengurai penyebabnya. Apakah stres itu muncul karena lingkungan kerja yang toxic atau hubungan pertemanan yang tidak sehat, hanya ada dua pilihan: keluar dari situasi tersebut atau mengubah lingkungan itu sendiri.
“Kamu harus bertanya pada dirimu sendiri apakah kamu mau hidup di lingkungan kerja yang toksik, memiliki teman yang toksik, atau berada dalam situasi yang toksik. Jika tidak, kamu harus keluar dari situasi tersebut demi menjaga kesehatan mentalmu,” tambahnya.
Keputusan Agnez untuk berbicara tentang masalah kesehatan mentalnya, baik di media sosial maupun dalam wawancara, bukan hanya memberikan inspirasi bagi banyak perempuan, tetapi juga membuka ruang bagi lebih banyak orang untuk berbicara secara terbuka tentang kesehatan mental.
“Poin utamanya adalah selalu mencari cara untuk keluar dari situasi tersebut. Bagi saya, tujuan hidup saya adalah untuk mencapai prestasi dengan kesehatan mental yang baik, jadi saya akan menjauhi hal-hal yang bersifat toksik demi menjaga kesehatan mental saya agar bisa terus berkarya dan meraih prestasi tanpa memikirkan orang lain,” ujarnya.
Rachel
Luvmelove's Editor