Luvmelove.com – Yura Yunita, merupakan seorang penyanyi dan juga seorang artis, berbagi kisah perjuangannya melawan kecemasan yang berasal dari pengalaman traumatis masa kecil, mengakui pentingnya kesehatan mental dan langkah berani untuk mencari bantuan. Yura juga menginspirasi perempuan lain untuk menghadapi masalah mental mereka.
Kesehatan mental merupakan isu yang kini sedang mendapatkan perhatian, terutama di kalangan perempuan. Banyak perempuan menghadapi berbagai tantangan, seperti tekanan sosial, peran ganda sebagai ibu dan profesional, serta ekspektasi masyarakat terkait penampilan dan kesuksesan. Meski demikian, stigma yang masih melekat ini sering kali membuat mereka enggan untuk membahas isu kesehatan mental. Salah satu figur publik yang berani berbagi perjuangannya dalam mengatasi kesehatan mental adalah penyanyi dan aktris Yura Yunita.
Yura Yunita mengungkapkan bahwa meskipun kini berada di puncak karier, ia sempat merasa terjebak dalam kecemasan yang mengganggu aktivitas sehari-harinya. Ia menceritakan pengalaman traumatis saat dirinya berusia 5 tahun, ketika mendengar suara keras pintu dibanting oleh kakaknya akibat nyanyiannya yang lantang. Pengalaman sederhana ini meninggalkan luka emosional yang membuatnya ragu untuk bernyanyi lagi. Untuk mengatasi kecemasan tersebut, Yura akhirnya memutuskan menjalani hipnoterapi sebagai bagian dari proses penyembuhannya.
Yura menyadari bahwa kesehatan mental adalah hal yang tidak bisa diabaikan, sehingga mencari dukungan adalah langkah yang penting. Mental health itu sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan berbicara terbuka adalah langkah pertama menuju kesembuhan,” ujar Yura. Ia kini aktif berbagi pengalamannya untuk memberikan inspirasi kepada perempuan lain yang juga menghadapi masalah serupa.
“Menurut aku, yang paling mudah dilakukan bikin gratitude journal setiap hari. Tulis apa yang kamu rasakan, apa kegelisahannya. Kalau enggak ditulis, kayak permasalahannya gede, kamu enggak tahu arah permasalahannya ke mana,” ucap Yura dalam program Teritori Eventori.
”Nulisnya juga enggak usah yang pakai mikir, keluarin kayak mau ngomong. Misalnya, kamu tipe yang enggak tega ngomong kasar sama orangnya, tapi kamu nulis enggak apa-apa dikeluarin saja kata-kata apapun semua yang ada berkecampur di kepala kamu,” sambungnya.
”Jadi, paling sederhana ditulis dulu. Siapapun itu, jangan dipendam sendiri. Minimal ceritain ke sahabat kamu. Kalau dipendam sendiri, bebannya berat sendiri. Saat kamu sudah ceritain lewat tulisan, kamu percaya ada beban yang jadi lebih ringan,” ujar Yura.
”Kalau kita belum ketemu akar masalahnya, masalahnya akan terus berulang seumur hidup kita. Harus aware sama diri kita sendiri, cari akar permasalahannya apa, sih. Kalau akar masalah sudah ketemu dan bisa menyelesaikan itu, nanti ke depannya bisa memutus rantai yang terus berulang dan kalian bisa lebih happy, sehat jiwa raga,” ujar Yura Yunita.
Namun, perempuan yang berani berbicara tentang masalah kesehatan mental, seperti Yura Yunita, telah membuka jalan bagi lebih banyak orang untuk melakukan hal serupa. “Kita harus tahu kapan waktunya untuk berkata cukup,” ungkap Yura. Langkah pertama menuju kesembuhan dengan berbicara, mencari dukungan, dan menerima bahwa kesehatan mental merupakan bagian penting dari kehidupan yang tidak boleh diabaikan.
Dalam dunia yang semakin terbuka, perempuan perlu menyadari bahwa mereka memiliki hak untuk mendapatkan bantuan dalam menjaga kesehatan mental mereka. Mengatasi stigma terkait gangguan mental akan memberikan ruang bagi perempuan untuk menjalani hidup yang lebih sehat dan bahagia. Yura Yunita membuktikan bahwa dengan keberanian untuk berbagi, perempuan dapat bangkit dari masa-masa sulit dan menjadi lebih kuat.
Devina
Luvmelove's Author